Bersyukur


AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-kata diatas merupakan wujud syukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting.
Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama :

Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.

Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang.

Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu.

Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.

Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda.

Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Kedua:

Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.

Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu". Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.

Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu."

Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu".
"Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu".

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.

Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.

Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki.

Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang.
Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya.

Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga".

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu.
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu.
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru.
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat.
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih.
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik.
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif.Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

GOD BLESS YOU ALL

Karya Jangan Dihambat Usia

Pembaca, sebenarnya tidak ada kata terlalu muda ataupun terlalu tua untuk mencapai apa yang ingin Anda raih.
Cobalah pertimbangkan kehidupan orang-orang ini:
George Burns memperoleh piala Oscar ketika usianya sudah mencapai 80 tahun,
Golda Meir menjadi Perdana Menteri Israel pada usia 71 tahun,
Mozart baru berusia 7 tahun ketika komposisinya diterbitkan untuk pertama kali,
Moses mulai melukis ketika dia berusia 80 tahun. Dia telah menyelesaikan lebih dari 1.500 buah lukisan selama hidupnya, dan 25% dari lukisannya diselesaikan ketika dia berusia 100 tahun,
Benyamin Franklin menerbitkan surat kabar ketika dia berusia 16 tahun, dan dia membantu menyusun kerangka UUD Amerika Serikat ketika dia berusia 81 tahun.
Michaelangelo berusia 71 tahun ketika dia mengukir Basilika St.Petrus,
S.I. Hayakawa pensiun dari jabatannya sebagai rektor Universitas San Fransisco ketika berusia 70 tahun, dan kemudian terpilih sebagai angggota Senat,
Casey Stengel tidak ingin pensiun dari jabatannya sebagai manajer N-Y Mats hingga dia mencapai usia 75 tahun.

Demikianlah soal usia, semuanya adalah soal persepsi. Sayangnya, dalam hidup ini, soal usia ini, seringkali kita jadikan alasan. Gagal, seringkali kita cari alasan pada soal usia. Tidak mendapat kesempatan, seringkali pula usia yang dijadikan alasannya. Memang saat ini banyak organisasi dan perusahaan yang membatasi usia
tertentu yang dianggap masih produktif. Ini adalah bagian dari aturan dalam perusahaan. Namun, semuanya kembali kepada diri kita sendiri.

Apakah kita menerima begitu saja aturan itu dan memberlakukannya dalam hidup kita? Kenyataannya, kita bisa melanggar aturan usia ini dalam soal kesuksesan pribadi. Tua, bukanlah inti masalahnya. Inti masalahnya adalah soal bagaimana kita mau belajar, berjuang, menggali pengalaman serta membangun kebijaksaan dalam hidup.

Di usia berapa pun, kita punya kesempatan mencoba, tidak perlu menyerah dan tetap punya peluang untuk sukses. Sukses, akhirnya, ada pada keinginan dan usaha Anda, bukan pada usia kita.

Tak harus lemah

Siapa bilang bahwa tua harus lemah? Realita menunjukkan bahwa tua tidaklah identik dengan lemah tak berdaya. Namun, acapkali kita mendengar bagaimana orang yang sudah tua, menggunakan ketuaannya sebagai alasan untuk ketidakproduktifannya, untuk kealpaannya serta kekhilafannya.
Usia dalam kenyataannya bukanlah suatu pengambat untuk meraih yang lebih tinggi. Usia pun bukan kendala dalam hal karier dan kerja. Malahan, rambut putih adalah simbol kebijaksanaan dan pengalaman yang sangat berharga.
Orang Jepang sangat menghargai senioritas. Jabatan tertentu di perusahaan Jepang kadang disediakan hanya bagi mereka yang diprediksi telah berambut putih, lambang kematangan.
Mereka percaya bahwa pengalaman akan membuat orang menjadi dewasa. Ada tunjangan khusus bagi yang lama bekerja. Loyalitas dan usia, dihargai oleh mereka.
Celakanya, tidak semua orang tua menjadi matang. Banyak orang yang tua secara usia, namun secara mental, masih terbelakang. Orang ini tua secara badaniah namun sayang, kearifan serta kematangan tidak menyertainya. Tak heran jika ada pepatah, banyak orang menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa. Masalahnya, ketuaan tidaklah selalu sama dengan kematangan. Nah, bagaimana membangun jiwa yang terus-menerus muda?

Always have fun

Laughter is the best medicine. Mungkin humor dan gembira, tidaklah lantas membuat penyakit dan permasalahan kita lenyap total. Tetapi dengan melihat hidup dari sisi yang ceria, hidup terasa menjadi lebih nikmat.
Lagipula, masalah hidup tidak pernah akan selesai. Ibarat gelombang, setelah surut, akan muncul pasang yang lain. Tetapi hati yang gembira adalah ibarat selancar yang membuat kita dapat menjalani segala pasang surut lautan kehidupan dengan rasa damai.
Itulah sebabnya mereka yang berusia panjang, cenderung memiliki rasa
humor yang baik dalam hidupnya. Hidup kini dan di sini
Kehidupan bukanlah melulu soal usia. Bruce Lee membuktikan bahwa meskipun hidupnya pendek, namun dia dikenang dengan kontribusinya yang luar biasa bagi martial arts, seni bela diri.
Itu sebabnya asalah satu rahasia awat muda yang lain adalah menikmati hidup kini dan di sini. Kuncinya terletak pada kerelaan kita melepaskan masa lampau serta tidak terlalu banyak khawatir akan masa depan. Seperti kata Bruce Lee, "Yang penting bukanlah seberapa panjang Anda hidup. Tetapi bagaimana Anda hidup itulah yang penting".
Nikmatilah tarikan napas Anda sekarang, itulah realita terpenting saat ini.

Fisik dan mental

Jangan membiarkan pikiran ataupun fisik menjadi terlalu lama beristirahat dan diam. Janganlah fisik kita, pikiran yang terlalu lama didiamkan pun akhirnya akan melemah.
Konon, sumber penurunan daya otak yang terpenting adalah karena membiarkan otak kita tidak bekerja sama sekali, atropi. Fisik kita pun mestinya senantiasa bergerak pula. Para dokter dan paramedis tahu, jika fisik dibiarkan terlalu lama di suatu tempat tanpa bergerak maka akan mulai muncul borok di badan.
Kenyataan pula, mereka yang berusia panjang ternyata masih memiliki kesibukan dan masih menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan di usianya yang telah menjelang Maghrib.
Jadi, benarlah kata iklan yang berbau motivasi, "Menjadi tua itu pasti. Tetapi, menjadi muda itu soal pilihan".

Sumber: Karya Jangan Dihambat Usia oleh Anthony Dio Martin, Psikolog, penulis buku best seller EQ Motivator, dan Managing Director HR Excellency

Toko Suami


Sebuah toko yang menjual suami baru saja dibuka di kota New York dimana wanita dapat memilih suami.
Diantara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.
"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI"
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok suami.
Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai lelaki tersebut. Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan. Kamu dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko..Lalu, seorang wanita pun pergi ke toko "suami" tersebut untuk mencari suami..

Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 1 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan
Wanita itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 2 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan senang anak kecil
Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 3 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan,
senang anak kecil dan cakep banget.
'' Wow'', tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.

Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan
Lantai 4 : Lelaki di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget dan suka membantu pekerjaan rumah.
''Ya ampun !'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya''
Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini:
Lantai 5 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan,
senang anak kecil,cakep banget,suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.
Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah kembali ke lantai 6 dan terdapat tulisan seperti ini:

Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 4.363.012. Tidak ada lelaki di lantai ini.Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk wanita yang tidak pernah puas.

Terima kasih telah berbelanja di toko "Suami".
Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari yang indah buat anda.

Kisah Kasih Superwoman terhadap Superman


Dana Reeve terlahir sebagai Dana Charles Morosini di New Jersey pada 17 Maret 1961. Ia lulus dari dari Middlebury College di Vermont dengan predikat Cum Laude dalam bidang Sastra Inggris. Di bidang seni ia pernah belajar di Royal Academy of Dramatic Art di London dan kemudian ia meneruskan ke California Institute of the Arts. Ia adalah seorang aktris, penyanyi, penulis buku, dan aktivis bagi orang-orang cacat. Pada bulan April 1992 ia menikah dengan pemeran Superman, Christopher Reeve dan dikarunia seorang anak bernama William Elliot Reeve. Ia dan suaminya mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Middlebury College pada tahun 2004.
Sebagai seorang isteri Dana Reeve menikmati kebahagian pernikahan yang normal hanya sampai 27 Mei 1995, sekitar 3 tahun, yaitu sampai Christopher Reeve terjatuh dari kuda yang menyebabkan bagian tubuhnya lumpuh dari leher ke bawah. Ia harus menghadapi
kenyataan bahwa suaminya selalu ada di kursi roda. Banyak bantuan keuangan mengalir datang kepada Chris dan Dana. Mereka menyatakan bahwa biaya perawatan kesehatannya telah ditanggung pihak asuransi, sehingga uang yang diterima kemudian dimasukkan dalam dana yayasan yang ia dirikan, Christopher Reeve Foundation, yang menolong riset bagi kesembuhan sakit lumpuh dan upaya-upaya meningkatkan kualitas hidup orang-orang
cacat. Uang yang terkumpul di yayasan itu sampai saat ini lebih dari US $ 63 juta.
Cinta kasih Dana terhadap suaminya, Chris, dibuktikan dengan kesetiaannya merawat suaminya tanpa bersungut-sungut. Saat itu usia Dana baru 34 tahun, usia yang masih membutuhkan romantisme pernikahan. Ia menjalani kehidupan rumah tangganya dengan normal, meskipun ia sebenarnya membutuhkan kasih sayang yang utuh dari seorang suami: jasmani, jiwani dan rohani.
Cinta kasih Dana merupakan cinta kasih sorgawi. Cinta kasih Dana membuktikan bahwa kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih itu tidak sombong. Kasih Dana terhadap suaminya tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih Dana menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Mestinya seorang isteri yang kebutuhan rohani dan jasmaninya tidak terpenuhi
akan sakit hati atau kecewa atau marah. Namun Dana sebaliknya, karena ia memiliki kasih yang tidak bersyarat, kasih yang berfokus menyenangkan suaminya, kasih yang tidak hitung-hitungan, kasih yang tidak egois.
Sebagai seorang ibu, Dana adalah ibu teladan. Ia tidak kecewa atau melampiaskan kekecewaan karena memiliki seorang suami yang cacat-lumpuh-tanpadaya, kepada
anaknya. Ia membesarkan anaknya dengan baik, terbukti ketika pada tahun 2005 ia meraih gelar "Mother of The Year Award" dari American Cancer Society karena dedikasinya dan ketabahannya dalam membesarkan anaknya setelah kematian suaminya.
Sejak suaminya lumpuh bahkan Dana Reeve menjadi seorang pembicara motivasi dan aktivis bagi kehidupan orang-orang lumpuh yang berkualitas.
Kehidupan Dana Reeve menjadi model seorang isteri yang tabah menghadapi suaminya yang cacat. Ketika suaminya meninggal pada 10 Oktober 2004, setelah dirawat selama
kurang lebih 9 tahun. Pada penguburan suaminya, Dana berkata bahwa, "Dahulu kita berikrar di muka altar ketika pernikahan kita bahwa kita berjanji selalu
setia, pada waktu senang dan susah, pada waktu sehat dan sakit, sampai maut memisahkan kita. Namun aku berkata di depan jenazahmu, bahwa meskipun maut telah
memisahkan kita, aku tetap setia kepadamu. Engkaulah satu-satunya suami dalam hidupku."
Janji setia Dana Reeve dibuktikan sampai akhir hayatnya. Ia tidak menikah lagi, meskipun pada waktu itu usianya baru 43 tahun. Dana meninggal pada 6 Maret
2006 karena sakit kanker paru-paru, sekitar 2 tahun setelah kematian suaminya.
Kesetiaan Dana Reeve terhadap suaminya membuktikan kisah kasih yang luar biasa dari seorang istri di kalangan dunia selebritis. Ia tetap setia kepada almarhum suaminya meskipun ia cantik, kaya, dan cerdas serta gampang menikah lagi kalau ia mau. Kesetiaan Dana menjadi inspirasi bagi banyak orang yang saat ini melihat perceraian dan perselingkuhan merajalela.

Kado Untuk Ayah


Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung. "Untuk apa ?", tanya sang ayah. "Untuk kado, mau kasih hadiah.", jawab si kecil. "Jangan dibuang-buang ya.", pesan si
ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil. Persis pada hari raya, pagi-pagi si
cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya, " Pa , Pa - ada hadiah untuk Papa."
Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja." Tetapi si kecil pantang menyerah, " Pa , Pa , bangun Pa, sudah siang."
"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa." Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya. "Hadiah apa nih?" "Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?" Si kecil menjawab, " Nggak Pa , nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."
Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri,Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu.
Nanti kalau kosong diisi lagi ya!"

Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi? Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di
mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.
Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kesimpulannya, Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" kamu sendiri.

Sebagaimana kamu memandangi hidup - demikianlah kehidupan kamu. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kamu memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat
lembaran kertas yang kosong....

Tulang Rusuk


Fiona : Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa ?
Albert : Kamu dong !!!
Fiona : Menurut kamu, aku ini siapa ?
Albert : (berpikir sejenak lalu menatap Fiona dengan pasti). Kamu tulang rusukku!!!

Karena Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua Pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya,tidak lagi merasakan sakit di hati ...
"Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran Fiona lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak "Kamu nggak cinta lagi sama aku!". Albert sangat membenci ketidak dewasaan Fiona dan secara spontan balik berteriak "Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku !!!"
Tiba-tiba Fiona menjadi terdiam dan berdiri terpaku untuk beberapa saat. Albert menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi seperti air yang telah tertumpah tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Fiona kembali ke rumah dan mengambil barang - barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing - masing.
Lima tahun berlalu. Albert tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Fiona. Fiona pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia pernah menikah dengan seorang asing dan bercerai. Albert agak kecewa bahwa Fiona tidak menunggunya kembali. Dan di tengah malam yang sunyi dia meminum kopinya dan merasakan sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Fiona.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat di mana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas.
Albert : Apa kabar ?
Fiona : Baik ... apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang ?
Albert : Belum.
Fiona : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, tidak ada yang berubah.Fiona tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye ...."

Satu minggu kemudian ternyata Fiona adalah satu korban Menara WTC.

Malam itu, sekali lagi, Albert mereguk kopinya dan kembali merasakan Sakit dihatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Fiona, Tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
"Kita melampiaskan 99% kemarahan jus tru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya adalah fatal. Seringkali penyesalan itu datang belakangan akibatnya setelah kita menyadari kesalahan kita, semua sudah terlambat....
Karena itu jagalah dan sayangilah orang yang kau cintai dengan segenap hatimu..., Sebelum kau mengucapkan sesuatu berpikirlah dulu,apakah kata-kata yang kau ucapkan akan menyakiti orang yang kau cintai?? Kalo iya sebaiknya jangan kau ucapkan. Karena akan semakin besar resiko kau kehilangan orang yang kau cintai. Jadi berpikirlah dahulu, apakah kata-kata yang akan kau ucapkan sebanding dengan akibat yang akan kau
terima??"

Author: Unknown.

Buta Itu Cinta


“Terima kasih Tuhan!” itulah ucapan pertama saya tiap pagi, setelah saya bangun tidur. Karena begitu saya membuka mata saya tiap hari, saya bisa melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan itu, taman yang hijau, bunga yang warna-warni, langit yang biru.
Ini bagi saya merupakan berkat yang sangat indah, karena kita bisa menikmati karunia melihat ini semuanya, apakah Anda bisa membayangkan bagaimana kalau kita dilahirkan dalam keadaan buta? Hidup kita dalam kegelapan terus-menerus? Jangankan gelap terus menerus, lampu mati satu jam saja kita sudah bingung!
Ada seorang mahasiswa yang ingin mencoba bagaimana rasanya menjadi orang buta? Kesulitan apa saja yang harus dihadapi oleh mereka yang tidak bisa melihat? Untuk itu ia mencoba melakukan experiment, dimana ia menutup matanya selama tiga bulan. Hal pertama yang ia rasakan ialah kehilangan kemandiriannya, jangankan untuk jalan keluar untuk mengambil pakaian saja tidak bisa, disitulah ia baru bisa merasakan betapa menderitanya seseorang yang tidak bisa melihat. Pada saat akhir experiment, setelah ia bisa membuka
mata dan melihatnya kembali, ucapan pertama yang ia ucapkan ialah: “Terima kasih Tuhan, bahwa Tuhan telah memberikan kepada saya kesempatan untuk bisa melihat semua ciptaan Tuhan!”
Disisi lain ia telah bisa mendapatkan hikmah untuk bisa menilai sesuatu bukan hanya dari kulit luarnya saja, bukan dari bungkus atau mereknya saja. Apakah penting merk pakaian seperti Aigner, Boss, Christian Dior? Apakah penting mobil bergengsi seperti BMW, Mercedes? Apakah penting gereja yang indah? Apakah penting kosmetik pemoles wajah? Apakah penting untuk menilai seseorang dari warna kulit? Apakah penting menilai seseorang hanya dari wajah apakah ia bermata sipit, atau bermata biru ataukah ia botak? Apakah penting penampilan wajah maupun paras cantik? Apakah penting rumah dan kebun yang indah? Apakah penting untuk tinggal di daerah permukiman elit?

Untuk orang tunanetra semua ini sudah tidak mempunyai daya tarik lagi, ia tidak membutuhkan semuanya ini! Ia tidak akan tergoda lagi oleh segala macam merek dan segala macam barang yang indah-indah, sebab semuanya itu tidaklah penting bagi dia! Ia tidak lagi tertarik dari segi dekorasi atau bentuknya makanan, melainkan rasanya itu jauh lebih penting daripada dekorasinya. Ia tidak tertarik dan tidak membutuhkan penampilan luar! Maka dari itu saya yakin hidup kita akan jauh jauh lebih murah kalau mulai besok kita belanja atau membeli sesuatu tidak berdasarkan bungkus, maupun penampilan luarnya! Dan sayapun yakin kita akan mendapatkan lebih banyak kawan, kalau kita tidak menilai seseorang hanya dari segi bungkus dan penampilannya saja!
Ketika si Pulan dilahirkan ia masih bisa melihat s/d usia 8 tahun, tetapi karena kena penyakit akhirnya ia menjadi buta total dan tidak bisa melihat lagi. Tentu Anda bisa membayangkan bagaimana perasaannya si Pulan kalau dengan seketika dunianya menjadi gelap gulita, seakan-akan layar tabir kehidupannya ditutup, sehingga ia tidak bisa melihat dan menikmati lagi keindahan alam ini. Ia menjalani sisa kehidupannya sebagai seorang tuna netra.
Walaupun demikian ia merasa beruntung, karena telah bisa mendapatkan pasangan hidup, seorang wanita yang tidak buta tetapi bersedia untuk dijadikan istrinya. Kenapa wanita ini memilih seorang tuna netra sebagai calon suami? Karena wajah wanita itu sendiri telah rusak kebakar, sehingga ia tidak bisa mendapatkan seorang suami, jangankan untuk mendapatkan jodoh, pergi keluar rumahpun ia sering sekali menjadi bahan ejekan dan tertawaan orang, bahkan anak kakaknya sendiri yang masih kecil erasa takut melihat wajahnya. Oleh sebab itulah ia mencari seorang suami yang tidak menilai dia dari segi wajahnya, ia mencari suami yang bisa mengasihi dia bukan berdasarkan dari segi penampilan luarnya.
Mereka berdua bisa hidup bahagia dengan penuh keharmonisan dan kasih sayang bahkan mereka telah dikaruniakan dua orang anak sehat. Pada suatu hari si Pulan pulang dengan perasaan riang gembira: “Mam, aku punya satu surprise yang sangat menyenangkan?”kata si Pulan, “Aku akan bisa melihat lagi, masa gelap hidup saya akan berakhir!”ucap si Pulan kembali. Bagi si Pulan ini merupakan hadiah yang terindah dan terbesar yang Tuhan akan berikan selama hidupnya.
Maklumlah karena hal inilah yang ia impi-impikan dan yang ia dambakan di dalam kehidupannya. Tiap hari si Pulan berdoa berkali-kali kepada Tuhan, dan memohon agar sekali saja di dalam hidupnya, walaupun hanya untuk beberapa detik sekalipun juga untuk bisa melihat wajah istri dan anak-anaknya yang tercinta. Rupanya Tuhan telah mengabulkan doanya dimana dalam waktu yang dekat ini ia akan bisa melihat lagi seperti sediakala. Seorang Dr. ahli mata dari Jerman, telah menyatakan kesediaannya untuk mengoperasi si Pulan, sehingga akhirnya ia bisa melihat lagi. Berdasarkan hasil pemeriksaannya ia menyatakan bahwa ia yakin bisa menolong si Pulan sehingga ia bisa melihat lagi. Dan minggu yang akan datang ia sudah bisa di operasi.
Apakah Anda bisa membayangkan, bagaimana perasaan si Pulan setelah 22 tahun buta, akhirnya ia akan bisa melihat lagi? Ia akan bisa melihat kembali, semua keindahan alam yang pernah ia lihat sebelumnya selama delapan tahun, bagaimana hijaunya rumput itu, bagaimana birunya langit. Ia akan bisa melihat dan menikmati lagi isi dunia ini dengan segala macam warna yang indah-indah, tetapi yang lebih penting dari segala2nya ialah ia akan bisa melihat wajah istri dan anak-anaknya yang terkasih, yang belum pernah ia lihat selama hidupnya.
Apakah surprise ini menyenangkan istrinya? Disatu pihak ia merasa senang kalau suaminya bisa melihat kembali, tetapi dilain pihak ia merasa sangat takut sekali. Ia merasa takut, apakah kehidupan kekeluargaan mereka akan bisa tetap berjalan seperti sediakala dengan penuh kasih dan keharmonisan? Ia takut perkawinannya akan menjadi kandas, ia takut rumah tangganya akan menjadi hancur. Ia merasa takut, bagaimana kalau suaminya nanti melihat wajahnya yang buruk dan sudah rusak ini. Ia merasa takut suaminya tidak akan bisa dan mau mengasihinya lagi, bahkan ia takut di tinggal oleh suaminya, karena penampilan luarnya yang buruk dan rusak terbakar. Bahkan ia berdoa
kepada Tuhan memohon pengampunan dosa, karena ia merasa bersalah, sebab ia
tidak mampu berbagi rasa dan bisa turut merasakan perasaan gembira bersama
suaminya. Ia merasa perasaan egoisnya terlalu besar, karena ia terlalu
mengasihi suaminya.
Perasaan gembira bahwa suaminya akan bisa melihat kembali, telah di tutup oleh rasa takut tak terhingga. Apakah salah kalau ia sangat mengasihi suaminya? Apakah salah kalau ia merasa takut ditinggal oleh suaminya? Walaupun demikian ia tidak mau mengungkapkan perasaan ini kepada suaminya, ia tetap pendam di dalam hatinya.
Semakin mendekati hari H, dimana ia akan bisa melihat kembali, semakin senang perasaan si Pulan, bahkan kawan-kawan maupun tetangganya sekampung sudah mengetahui berita bahagia ini dan semuanya turut mengucapkan selamat dan turut menyatakan kebahagiaan mereka, hanya istrinya seorang semakin mendekati hari H, semakin cemas ia rasakan dan rasa takutnyapun semakin besar. Istrinya tetap tidak mau mengungkapkan perasaannya, karena ia tidak mau merusak kebahagiaan maupun harapan dari suaminya. Walaupun ia tidak mengucapkannya, tetapi hal ini terasakan sekali oleh suaminya, karena istrinya yang tadinya periang seolah-olah berubah menjadi semakin pendiam
dan sering melamum.
Hari H pun tiba, sejak jam empat pagi si Pulan sekeluarga telah bangun, karena bagi si Pulan hari ini adalah hari yang terindah di dalam kehidupannya. Dan juga seperti persyaratan dari Dr. sejak kemarin ia sudah puasa tidak makan maupun minum lagi. Tepat jam 8.00 pagi bel bunyi rumah bunyi, rupanya supir taxi yang akan menjemput si Pulan telah tiba, si Pulan berjalan keluar untuk membukakan pintu, tetapi istrinya pergi ke kamar tidur untuk berdoa sambil menangis. Ia tidak mau dan tidak bisa pamit lagi dari suaminya, karena perasan takutnya sudah tidak tertahankan lagi.
Pada saat ia berlutut dan berdoa, sambil berlinang air matanya keluar, tiba-tiba ia merasakan belaian tangan yang membelai kepalanya dari belakang dengan penuh kasih sayang. Ternyata itu adalah tangan suaminya, ia berkata: “Mah, saya tidak jadi pergi, saya telah membatalkan jadwal operasinya, karena saya tidak jadi dan tidak akan mau di operasi lagi. Bagi saya kasih sayangmu ada jauh lebih indah dan lebih berharga daripada bisa melihat. Buat apa saya bisa melihat, kalau setelah itu hubungan dan keharmonisan hidup kita berdua menjadi rusak. Kasih sayangmu ada jauh lebih berharga dan lebih indah, daripada mata yang bisa melihat lagi. Biarlah saya tetap buta sampai
dengan akhir ajal saya, yang penting kita bisa berkumpul dengan penuh kasih sayang untuk selama-lamanya.!”
Karena kasih kepada istrinya ia rela berkorban. Ia rela untuk hidup sebagai seorang tuna netra untuk selama-lamanya, apakah kita bersedia dan mau berkorban untuk orang yang kita kasihi seperti cerita yang tersebut diatas?
Tidak semua orang tunatera ingin bisa melihat kembali seperti pengarang dari lagu "Blessed Assurance", dimana ia memberikan kesaksiannya dalam lagu tersebut. Fanny Crosby, yang telah membuat komposisi dari ribuan lagu, pada saat ia berusia enam minggu ia menderita penyakit infeksi yang mengakibatkan ia menjadi buta dan dalam usia delapan tahun, pada saat anak-anak lain sedang bermain diluar dengan cerianya ia menulis puisi yang tercantum dibawah ini:
Oh, what a happy soul am I! Although I cannot see, I am resolved that in this world contented I shall be. How many blessings I enjoy that other people don't. To weep and sigh because I'm blind, I cannot--and I won't!

oleh:
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.net

Cerita Natal


Kisah nyata ini terjadi di malam Natal pada saat perang dunia ke-satu di
tahun 1914, tepatnya di front perang bagian barat di Eropa. Pada saat tersebut tentara Perancis, Inggris dan Jerman saling baku tembak satu dengan yang lain. Di malam Natal yang dingin dan gelap begini, hampir setiap prajurit merasa sudah bosan dan muak untuk berperang, apalagi telah berbulan – bulan mereka meninggalkan rumah mereka, jauh dari istri, anak maupun orang tuanya.

Pada malam Natal biasanya mereka selalu berkumpul bersama dengan seluruh anggota keluarganya masing-masing, makan bersama, bahkan menyanyi bersama di bawah pohon terang di hadapan tungku api yang hangat.

Berbeda dengan malam Natal yang sekarang ini, di mana cuaca di luar sangat dingin sekali dan saljupun turun dengan lebatnya, mereka bukannya berada di antara anggota keluarga yang mereka kasihi, melainkan berada di hadapan musuh perang mereka yang setiap saat bersedia untuk menembak mati siapa saja yang bergerak.

Tiada hadiah yang menunggu selainnya peluru dari senapan musuh, bahkan persediaan makananpun sudah berkurang jauh, sehingga hari inipun hampir seharian penuh mereka belum makan. Pakaianpun basah kuyup karena turunnya salju. Biasanya mereka berada di lingkungan suasana yang hangat dan bersih,tetapi kali ini mereka berada di dalam lubang parit, seperti layaknya seekor tikus, boro-boro bisa mandi dan berpakaian bersih, tempat di mana mereka berada sekarang inipun basah, becek penuh dengan lumpur. Mereka menggigil kedinginan. Rasanya tiada keinginan yang lebih besar pada saat ini selainnya rasa damai untuk bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang mereka kasihi.

Seorang tentara sedang merintih kesakitan karena barusan saja terkena tembakan, sedangkan tentara lainnya menggigil kedinginan, bahkan pimpinan mereka yang biasanya keras dan tegas entah kenapa pada malam ini kelihatannya sangat sedih sekali, terlihat air matanya turun berlinang, rupanya ia teringat akan istri dan bayinya yang baru berusia enam bulan. Kapankah perang ini akan berakhir ? Kapankah mereka akan bisa pulang kembali ke rumahnya masing-masing ? Kapankah mereka bisa memeluk lagi orang – orang yang mereka kasihi ? Dan masih merupakan satu pertanyaan besar pula, apakah mereka bisa pulang dengan selamat dan berkumpul kembali dengan istri dan
anak - anaknya ? Entahlah...

Tidak sepatah katapun terdengar. Suasana malam yang gelap dan dingin terasa hening dan sepi sekali, masing-masing teringat dan memikirkan keluarganya sendiri. Selama berjam-jam mereka duduk membisu seperti demikian.

Tiba-tiba dari arah depan di front Jerman, ada cahaya kecil yang timbul dan bergoyang, cahaya tersebut kelihatan semakin nyata. Rupanya ada seorang prajurit Jerman yang telah membuat pohon Natal kecil yang diangkat ke atas dari parit tempat persembunyian mereka, sehingga nampak oleh seluruh prajurit di front tersebut.

Pada saat yang bersamaan terdengar alunan lembut suara lagu “Stille Nacht, heilige Nacht" (Malam Kudus), yang pada awalnya hanya sayup-sayup kedengarannya, tetapi semakin lama lagu yang dinyanyikan tersebut semakin jelas dan semakin keras terdengar, sehingga membuat para pendengarnya merinding dan merasa pilu karena teringat akan anggota keluarganya yang berada jauh dari medan perang ini.

Ternyata seorang prajurit Jerman yang bernama Sprink yang menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang sangat indah, bersih, dan merdu. Prajurit Sprink tersebut sebelumnya ia dikirim ke medan perang adalah seorang penyanyi tenor opera yang terkenal. Rupanya suasana keheningan dan gelapnya malam Natal tersebut telah mendorong dia untuk melepaskan emosinya dengan menyanyikan lagu tersebut, walaupun ia mengetahui dengan menyanyikan lagu tersebut, prajurit musuh bisa mengetahui tempat di mana mereka berada.

Ia bukan hanya sekedar menyanyi dalam tempat persembunyiannya saja, ia berdiri tegak, tidak membungkuk lagi, bahkan ia naik ke atas sehingga dapat terlihat dengan nyata oleh semua musuh - musuhnya. Melalui nyanyian tersebut ia ingin membawakan kabar gembira sambil mengingatkan kembali makna dari Natal ini, ialah untuk berbagi rasa damai dan kasih. Untuk ini ia bersedia mengorbankan jiwanya, ia bersedia mati ditembak oleh musuhnya. Tetapi apa yang terjadi, apakah ia ditembak mati ?

Tidak! Entah kenapa seakan-akan ada mukjizat yang terjadi, sebab pada saat yang bersamaan semua prajurit yang ada di situ, satu demi satu turut keluar dari tempat persembunyiannya masing-masing, dan mereka mulai menyanyikannya bersama. Bahkan seorang tentara Inggris musuh beratnya Jerman, turut mengiringi mereka menyanyi sambil meniup dua peniup bagpipes (alat musik Skotlandia) yang dibawanya khusus ke medan perang. Dengan perasaan terharu mereka turut menyanyikan lagu Malam Kudus. Hujan air mata tak dapat dibendung. Air mata dari mereka yang berada jauh dari orangtua, anak, calon istri, kakak, adik, dan sahabat mereka.

Yang tadinya lawan sekarang menjadi kawan, sambil saling berpelukan mereka menyanyikan bersama lagu Malam Kudus dalam bahasanya masing - masing, di sinilah rasa damai dan sukacita benar - benar terjadi. Setelah itu, mereka meneruskan menyanyi bersama dengan lagu Adeste Fideles (Hai Mari Berhimpun), mereka berhimpun bersama, tidak ada lagi perbedaan pangkat, derajat, usia maupun bangsa, bahkan perasaan bermusuhanpun hilang dengan sendirinya.

Mereka berhimpun bersama dengan musuh mereka yang seyogianya harus saling tembak, membunuh satu dengan yang lain, tetapi entah kenapa dalam suasana Natal tersebut mereka ternyata bisa berkumpul dan menyembah bersama kelahiran-Nya Sang Juru Selamat. Rupanya inilah mukjizat Natal yang benar - benar bisa membawa suasana damai di malam yang suci.