Memaafkan..


Yuuu…uk coba Test Kepribadian: “Cobalah renungkan sejenak, nama dari orang-orang yang pernah menyakiti hati anda ? Begitu juga dengan kejadian-kejadian apa saja yang pernah menyakitkan hati anda ? Apakah masih ada rasa sewot, kesal, benci ataupun marah terhadap mereka ? Apabila jawabannya YES, berarti anda termasuk seorang Iblis !

Mohon jangan ngambek atau tersinggung dahulu, sebab kata iblis dalam bahasa Indonesia itu sebenarnya diserap dari kata “Balasa” dalam bahasa Arab yang berarti patah hati atau luka batin. Kenapa kita patah hati atau luka batin, karena sakit hati atau dalam arti kata lain kita belum bisa dan belum mau memaafkan.

Percayalah luka batin anda akan menjadi sembuh apabila anda bisa memaafkan ! Apabila kita bisa memaafkan orang lain, maka pikiran dan hati kita akan plong banget, karena kagak ada ganjelan lagi dan tidak ada pikiran dendam maupun sakit hati lagi. Oleh sebab itulah perkataan amnesti dalam bahasa Indonesia sebenarnya diserap dari bahasa Yunani Amnestia yang berarti “tidak dipikirin”.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, maaf-memaafkan itu sama arti dengan “Halalbihalal” yang merupakan ciri khas Indonesia. Pengertian Halalbihalal ialah menyelesaikan atau membersihkan batin kita yang tadinya keruh dijadikan jernih, yang tadinya beku dicairkan dan yang tadinya kusut diluruskan. Halalbihalal tidak perlu dibatasi pada saat Idul Fitri saja melainkan ini bisa dilakukan sepanjang waktu.

Ucup; Loe sih gampang Ngomong, karena kagak Ngerasain sendiri betapa sakitnya hati ini, lagi pula dgn Gw memaafkan dia, bukankah berarti mengakui kelemahan Gw, bahkan bisa-bisa dia menilai Gw yg bersalah. Lagipula orang yang bersalah ama Gw, boro2 minta maaf, ngaku salah aja kagak pernah, jadi buat apa Gw maafin dia !

Berdasarkan hasil penelitian pakar psikolog Frederic Luskin dari Standford University, pada saat seseorang teringat kembali akan hal-hal yang pernah menyakitkan orang tersebut, maka otomatis denyut nadinya akan bertambah kencang, tekanan darahnya naik dan otot pun jadi tegang. Rasa sedih, dendam dan marah pun timbul, bahkan tidak jarang bersamaan dengan rasa takut. Hal ini membuat orang tersebut jadi stress berat.

Berdasarkan hasil jajak pendapat dari majalah Psychologie Magazine, ternyata kebanyakan orang sukar untuk bisa memaafkan dalam soal perselingkuhan.

Memaafkan itu adalah satu soal yang sangat serious oleh sebab itulah juga pada th 1994 - Dr. Robert Enright telah mendirikan satu institut khusus buat penelitian mengenai “maaf dan memaafkan” dan dari hasil penelitiannya terbuktikan, bahwa maaf dan memaafkan itu bisa menghilangkan stress maupun menyembuhkan luka batin.

Jadi manfaatnya sangat besar sekali bagi lahir maupun batin. Hasil penelitiannya diungkapkan dalam buku „Exploring Forgiveness“. Ungkapan yang sama diutarakan juga oleh filsuf Perancis Paul Ricoeur (1913 – 2005) dalam artikelnya di majalah Esprit yang berjudul “Le pardon, peut-il guérir?” = Apakah memaafkan dapat menyembuhkan?

Perkataan maaf itu sangat mudah sekali kita ucapkan, tetapi pernahkah terpikirkan oleh Anda bagaimana rasanya perasaan dari orang-orang yang pernah disakiti, sebagai akibat dari pembunuhan, permerkosaan, penipuan & perselingkuhan. Jangankan untuk soal yang berat-berat; baru dibohongi sekali saja kadang-kadang sudah ngambek berat sehingga bisa musuhan bertahun-tahun. Bagi mereka perkataan maaf itu besar sekali maknanya.

Apabila kita benar-benar mau memaafkan orang, kita harus bersedia menguras dan mencuci bersih seluruh arsip kotor dari kesalahan-kesalahan orang yang akan kita maafkan, jadi bukan hanya sekedar di bibir saja (Lipservice), melainkan harus dikosek bersih sampai ke sudut bagian yang paling dalam di batin kita. Kita baru terbuktikan bisa memaafkan seseorang, apabila sudah tidak ada lagi pikiran negative tentang orang tersebut.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Galup Organization pada tahun 1988; 95% responden menyatakan, bahwa maafkan itu penting, tetapi dilain pihak 85% responden menyatakan untuk bisa memaafkan mereka membutuhkan pertolongan dan bantuan dari pihak ketiga. Jadi untuk memaafkan itu tidaklah mudah.

Berdasarkan pendapat dari pujangga Yahudi Heinrich Heine: "Dieu me pardonnera; c'est son metier." (Tuhan akan mengampuni saya, karena itu memang tugasNya). Ia dapat melakukan ini karena Ia Mahatahu (Omni –Scient) – “Tout comprendre, c'est tout pardonner." (Bisa mengetahui segalanya, bisa memaafkan segalanya”

Walaupun demikian apakah benar Allah akan mengampuni dan memaafkan segala-galanya ? Tidak, berdasarkan Quran 4:116 apabila Anda menyembah berhala maka dosa ini tidak akan bisa diampuni !

Satu pertanyaan yang masih membingungkan mang Ucup, apabila Tuhan Allah itu Maha Pengasih dan Pengampun, kenapa Ia menuntut balasan terhadap dosa-dosa umat manusia ?

Saya memaafkan seseorang, karena tidak mempunyai niat maupun keinginan untuk membalasnya lagi, tetapi apabila saya masih ingin membalas atau menghukum orang terserbut berarti saya tidak mengampuninya. Yang jadi pertanyaan saya: “Apabila Allah telah mengampuni dosa umat manusia, kenapa Tuhan Yesus masih harus tetap mati disalib ?”

Mohon petromaksnya.

Mang Ucup – The Drunken Priest
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.net

No comments: